Bukti-bukti transaksi
tertentu selain dicatat ke dalam jurnal khusus juga harus dicatat ke dalam buku
besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar pembantu merupakan kumpulan
akun–akun individu yang berisi perincian dari akun buku besar.
Sebagai contoh: pada
akun “Utang” di buku besar tercatat saldo kredit Rp12.000.000,- pada akhir
periode. Tanpa adanya buku besar pembantu, kita tidak bisa mengetahui kepada
siapa saja perusahaan berutang. Tapi dengan pembuatan buku besar pembantu yang
pencatatannya dilakukan setiap hari (setiap ada transaksi) maka kita bisa
mengetahui kepada siapa sajakah perusahaan berutang yang nilai totalnya
mencapai Rp 12.500.000,-
Pada umumnya terdapat
dua jenis Buku Besar Pembantu yang digunakan dalam perusahaan dagang yakni Buku
Besar Pembantu Utang dan Buku Besar Pembantu Piutang.
Buku pembantu utang
merupakan kumpulan akun-akun individu yang berisi perincian transaksi kepada
masing-masing kreditur. Transaksi yang dicatat ke dalam buku pembantu utang,
antara lain: pembelian secara kredit, pembayaran utang dan retur pembelian.
Buku pembantu piutang
merupakan kumpulan akun-akun individu yang berisi perincian transaksi kepada
masing-masing debitur. Transaksi yang dicatat ke dalam buku pembantu Piutang,
antara lain: penjualan secara kredit, penerimaan tagihan dan retur penjualan.
Untuk memudahkan
pemahaman tentang Buku Besar Pembantu Utang dan Piutang maka dapat menggunakan
tabel penjelasan sebagai berikut :
Semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment